Keluarga adalah tempat awal dan utama pembentukan generasi mendatang, keluarga juga merupakan tempat pembentukan watak individu. Watak atau kepribadian terbentuk sejak anak mulai berinteraksi dengan lingkungannya, demikian pula kecerdasan terbentuk penuh pada saat anak berusia 5 tahun, untuk itu maka perencanaan kehidupan berkeluarga melalui pengaturan kelahiran dengan mengatur jarak kelahiran harus menjadi pilihan.
Program Keluarga Berencana adalah program untuk membantu keluarga termasuk individu merencanakan kehidupan berkeluarganya dengan baik sehingga dapat mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga yang berkualitas akan menghasilkan generasi berikutnya yang berkualitas pula.
Perencanaan berkeluarga harus dibangun berdasarkan kesepakatan bersama, karena keluarga yang dibangun berdasarkan kehendak bersama dan kesadaran bersama bukan paksaan , akan memperhitungkan berbagai faktor yang akan mempengaruhi pada kehidupannya, seperti anatara lain factor kesehatan baik bagi pria maupun wanitanya, nikah terus hamil dan melahirkan bagi wanita usia 17 tahun secara hukum tidak dilarang, namun dilihat dari segi kesehatan kurang menguntungkan, kemungkinan meninggal bagi ibu dan bayi yang dikandung untuk wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun sangat besar.
Untuk memiliki anak setidaknya harus melihat faktor kesiapan baik mental maupun faktor kesehatan, idealnya wanita 20 tahun dan pria 25 tahun dianggap sudah siap untuk melahirkan dilihat dari aspek mental dan kesehatan, dengan pengaturan kelahiran yang direncanakan, anak yang dilahirkan atas keinginan orang tua, bukan karena “kebobolan” dan atau “tidak diinginkan”, akan mendapatkan kasih saying yang tulus. Anak akan memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang secara lebih baik, anak yang dilahirkan dengan jarak 2 – 4 tahun dari kakaknya akan memilki kemungkinan hidup lebih tinggi dibanding dengan mereka yang jarak kelahiran dari kakaknya kurang dari 2 tahun. Jumlah dan jarak anak yang dilahirkan perlu diperhitungkan sebaik-baiknya oleh setiap orang tua baik dari aspek keuangan, pendidikan maupun kesehatan. Seorang ibu yang terlalu sering hamil dan melahirkan akan memiliki resiko meninggal pada waktu hamil dan melahirkan akan memiliki resiko meninggal pada waktu hamil dan melahirkan yang tinggi. Resiko kematian ibu tersebut semakin meningkat jika didaerah tersebut masih mempunyai tingkat kelahiran tinggi sedangkan aspek pelayanan kesehatan sangat langka.
Pengendalian pertumbuhan penduduk hanya salah satu dimensi program Keluarga Berencana, dan bukan tujuan program keluarga berencana, karena tujuan utamanya adalah membantu keluarga termasuk individu sehingga mereka mengerti hak dan kewajiban dalam kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Seorang suami mempunyai hak untuk menginginkan anak banyak ( dan tentunya jarak kelahiranpun menjadi rapat ), namun diapun wajib untuk menjaga kesehatan istri dan anak-anaknya dengan mempertimbangkan dampak buruk dari seringnya hamil dan melahirkan. Kesejahteraan anak dalam arti luaspun menjadi kewajiban orang tua, demikian pula dengan kesehatan, pendidikan, kasih sayang. Untuk menuju keluarga berkualitas, keluarga harus mempersiapkan anak supaya tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga yang ideal.
Jika keluarga mampu merencanakan kehidupan berkeluarganya dengan baik (dalam arti mengerti hak dan kewajiban) maka akan didapat generasi mendatang yang lebih baik. Pada gilirannya nanti, kesemuanya akan berdampak pada peningkatan kualitas penduduk termasuk kesejahteraannya dan pada akhirnya terjadi peningkatan kualitas bangsa secara keseluruhan.
Mau berlangganan artikel gratis ?, masukan saja emailnya di kotak sidebar yg telah disediakan
Siip info yang bagus... makasih tlah berbagi bos..
Sami2 bos..Bersih galih nu diperedih, leah mana nu diseja, dina ieu fitri kiwari, wanci nu mustari susuci diri nyanggakeun hapunten nukasuhun .. Wilujeng Boboran Shiam 1430 H .. Taqqobalallahu minna wa minkum, Shiyamana wa shiyamakum.
btw.. siiplah blognya dah nambah lagi nih..