Bentuk keluarga mempunyai arti penting dan menentukan bagi interaksi antar komponen keluarga. Keberadaanya kan banyak diipengaruhi pola pikir dan nilai yang berkembang dalam interaksi dengan liingkungannya,
Keluarga - ragam orang mengartikan - ada karena “kebersamaan”, rasa, cinta, kasih, dan mungkin saja karena keterpaksaan, makna itu kan berbeda tergantung ruang dan waktu, juga ketika mencoba mengidentifikasikan diri, produk pun kan berbeda akan sangat dipengaruhi ketika berinteraksi, dalam aktivitas sosial dan privasi satu pasangan. Kelompok kemasyarakatan atau organisasi tertentu akan mengidentifIkasikan sebagai keluarga besar, produk pun akan memberikan warna pada prilaku anggota keluarganya, yang boleh kita sebut sebagai lingkungan keluarga, keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat terbentuk karena produk suatu pasangan yang berinteraksi dalam privasi sistem reproduksi. Semua berinteraksi berupaya pada output dan out come satu kata bahagia.
Adam dan Hawa disurga telah merasakan kebahagian yang menjadi impian semua orang yang mempercayai akan surga dan neraka, tergoda untuk merasakan “kebahagian sesaat”, padahal menyesatkan, diturunkan ditempat yang berbeda, di gunung Rohun di wilayah negara India Adam diturunkan dan babu Hawa di Jeddah wilayah Arab, karena kesalahannya, dosanya, manusia pertama ada di bumi ini, itulah karena kodratnya manusia dapat berbuat salah dan benar, sadar akan dosanya merenung dan beristigfar berjalan satu sama lain mencari dalam kurun 300 tahun baru dipertemukan dipadang Arafah, karena adanya kebersamaan rasa – cinta – dan kasih pasangan itu bersyukur bertemu dalam kebahagian maknawiah, dan berinteraksi dalam pelukan privasi sistem reproduksi, keturunan produknya.
Putra dan putrinya satu sama lain berpasangan membentuk satu ikatan keluarga, semua berbahagia karena lingkungan mendukung, antara faktor kebutuhan dengan faktor pendukung berbading positip, lalu bagaimana sekarang ketika penduduk berjalan seperti deret hitung sedang faktor pendukung berjalan seperti deret ukur, orang mulai menghalalkan segala cara untuk mencapai kebahagian sesaat, azab pun kita rasakan dengan berbagai sebutan, keluarga miskin, keluarga pra sejahtera, keluarga tidak mampu, produknya pun melekat dengan sebutan kurang gizi, busung lapar, satu kepastian tumbuh generasi lemah, apakah kita kan pasrah dalam ketololan masa, membiarkan keluarga dalam ketakberdayaan, tentu tidak, kita sadar kondisi tersebut harus kita rubah melaui pembenahan pola pikir semua keluarga, iru karena kesalahan dalam merencanakan keluarga.
Keluarga ideal adalah satu pilihan, keluarga yang mampu menyelaraskan daya dukung/kemampuan dan faktor kebutuhan, kesehatan reproduksi jadi pertimbangan untuk mengatur kelahiran, demikian secara ekonomi untuk membentuk keturunan yang berkualitas dari mulai asupan gizi sampai pada pendidikan, anak adalah wujud cinta kasih keluarga sebagai penerus dan mesti berkualitas, asa keluarga pun terarah pada pembentukan Keluarga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera.
Membentuk keluarga ideal harus menjadi pola pikir semua keluarga, sadar akan kesehatan reproduksi melalui pengaturan kelahiran, sadar akan ketahanan keluarga dengan menyiapkan generasi yang berkualitas, dan sadar akan pentingnya pemberdayaan keluarga semua anggota keluarga sadar akan posiisi dan perannya dalam keluarga. Program KB adalah program yang berupaya Untuk mewujudkan keluarga ideal yang berkualitas, dan karenannya program KB harus menjadi gerakan masyarakat melalui jejaring kerja yang kuat dan komitmen politis dari para stakholder. kalau hal ini bisa kita lakukan, maka “Keluarga Mandiri Kertaraharaja” bukan suatu mimpi tapi sesuatu yang bisa kita wujudkan, semoga. Amiin .
Mau berlangganan artikel gratis ?, masukan saja emailnya di kotak sidebar yg telah disediakan
Tinggal di edit n dilengkapi aja bos..
kayaknya aku masih lama punya keluarga yang sakinah seperti yang di maksud :D jomblo neh :D
apa khabar bang
hehehehe keluarga is the important things ya brO :D heheheh salam kenal